Skandal DAO Across

Dugaan Mengejutkan
Minggu lalu, dunia kripto diguncang oleh tuduhan bahwa tim Across Protocol melakukan manipulasi suara terkoordinasi untuk menarik dana $23 juta dari kas DAO. Awalnya terdengar seperti ‘rug pull’ biasa—tapi kali ini disamarkan sebagai ‘tata kelola’. Sebagai analis fintech dengan latar belakang blockchain dan model kuantitatif, saya katakan: jika benar, ini bukan sekadar masalah citra—ini adalah peringatan merah bagi seluruh ekosistem Web3.
Apa yang Terjadi?
Tuduhan berasal dari Ogle (1912212.eth), pendiri Glue—proyek L1 fokus keamanan yang tidak asing dengan kontroversi. Namun buktinya bukan spekulasi: ia menunjukkan data rantai yang menunjukkan sejumlah dompet terkait insider Across secara diam-diam memberikan suara besar dalam proposal penting menggunakan blok besar token ACX.
Satu proposal saja mentransfer 100 juta ACX (sekitar \(15 juta) ke Risk Labs—perusahaan swasta yang didirikan bersama oleh Hart Lambur dan John Shutt. Entitas ini juga menerima tambahan pendanaan retrospektif senilai \)7,5 juta—semua disetujui melalui voting via kluster dompet tersembunyi.
Biarkan saya terjemahkan: tim menggunakan coin mereka sendiri untuk memberi diri mereka uang—lalu menyebutnya sebagai persetujuan komunitas.
Mengapa Ini Lebih Buruk dari yang Terlihat?
Anda mungkin berpikir ini hanya praktik korporat biasa—tapi di kripto, kita seharusnya tidak punya hierarki perusahaan. DAO seharusnya institusi otonom yang digovern oleh kode dan konsensus.
Namun ada satu hal: kode tidak mencegah kolusi.
Fakta menunjukkan lebih dari 60% DAO tingkat atas memiliki konsentrasi voting di mana kurang dari 5% pemegang token mengendalikan lebih dari 50% hak suara. Ini bukan desentralisasi—ini plutokrasi dengan topeng desentralisasi.
Saya sudah lihat pola serupa sebelumnya: ‘Golden Boys’ Compound, proposal self-dealing Jupiter, bahkan peretasan The DAO tahun 2016. Sejarah berulang—bukan karena kita tidak belajar, tapi karena kita terus membangun sistem tanpa mekanisme akuntabilitas nyata.
Kekeliruan Tersembunyi di Balik Permukaan
Ogle tepat menyadari sesuatu yang sering diabaikan: tidak ada audit publik, tidak ada log voting transparan, dan nol transparansi tentang alokasi dana setelah transfer.
Tidak ada yang bertanya kemana uang itu pergi—karena tidak ada yang bisa memverifikasi siapa yang memberi suara. Transparansi rantai? Hanya jika Anda tahu dompet mana yang dikendalikan siapa—anda butuh kerja forensik mendalam yang jarang dilakukan pengguna biasa.
Dan ya—ini menimbulkan pertanyaan serius soal tanggung jawab hukum juga. Jika seseorang memberi suara pada dirinya sendiri jutaan dolar sambil bersembunyi di alamat anonim… apakah mereka tetap dilindungi oleh klaim ‘terdesentralisasi’? Pengadilan mungkin tidak setuju.
Pendapat Saya: Jangan Percaya Siapa pun (Bahkan Jika Berbasis Dekentralisasi)
Saya jelas bukan anti-DAO. Saya percaya pada pengambilan keputusan terdistribusi secara teori. Tapi ketika eksekusi gagal begitu parah sehingga insider bisa memalsukan suara seperti sedang menjalankan sisi hedge fund… maka kita butuh aturan baru.
Inilah yang harus berubah:
- Bukti zero-knowledge untuk voting → verifikasi validitas tanpa ekspos identitas atau niat.
- Model voting kuadratik → kurangi dominasi ‘whale’ dengan bobot partisipasi adil.
- Audit independen wajib sebelum pembayaran besar → perlakukan dana protokol seperti anggaran publik—not private slush fund.
- Mekanisme time-lock pada penarikan besar → hentikan transfer instan setelah proposal disetujui.
Sampai saat itu? Perlakukan setiap keputusan ‘disetujui komunitas’ dengan skeptisisme—and maybe write your own Python script to check those wallet clusters yourself (yes, I did).
Pikiran Akhir: Transparansi Bukan Pilihan — Ini Harus Wajib
The irony isn’t lost on me: we built decentralized systems so people wouldn’t need to trust anyone… only now we realize we must trust them even more—because if there’s no oversight, chaos follows.
BlockchainSherlock
Komentar populer (3)

Sana all, ang ganda ng ‘decentralized’ natin… pero parang may ‘plutokrasya’ pa rin dito? 😂
Nakita ko na yung mga wallet na nag-vote para sa sarili nila—parang magkakaibigan sa klasrum na nagpapalit ng sagot.
Ganda ng trend! Pero baka ‘to’ ang susunod na lesson: ‘Trust no one—even if they’re using smart contracts.’
Anong coin ang gusto mong i-invest now? Sige, mag-check tayo ng wallet clusters—baka may hidden millionaire sa loob! 😉

Аналитик из Лондона устроил драму
Вот это да — $23 млн пропали не в результате «руг-пула», а через DAO-голосование! Кто бы мог подумать?
Суть дела: кто голосовал?
Один тип с кошельком 1912212.eth выложил доказательства: внутри махинации — целые кластеры кошельков от команды Across. Они сами себе проголосовали на миллионные выплаты.
Это не бабки — это плутократия!
60% крупных DAO уже так устроены: 5% токенов = 50% власти. Называется «децентрализация»? Нет, это просто корпоративный контроль в пиджаке.
Я проверил сам — и написал скрипт
Да-да, я тоже написал Python-скрипт для анализа кошельков. Вывод? Даже если система «открыта», её можно обмануть… если ты знаешь код.
Комментируйте: вы бы доверяли голосованию, если бы знали кто голосует? 💬

إحنا ناس بدها تُصوت لنفسها ملايين؟! الشبّ يشتغل بالسّرقة، والمال ذهب للخزنة من غير ما يُسمع صوت المدققين! حسبوا إنّ التصويت التربيعي هو سحر، لكنّهم نسوا أن يُدققوا على الحساب… حتى الـ ‘غلاف’ خلصت وراحت! شو رأيكم؟ احتجوا تغيير؟ ولا تسألوا عن المال اللي مش ملك؟ 😅 #AcrossProtocol #DeFi_السعودية

